Dimensi Iman

Makna Natal

Wed, 16 March 2011 - 14:43 | visits : 3106
Tags : Natal

Dimensi Iman Kristiani di Indovision, Desember 2010
Disari oleh Lidya Wattimena

DALAM hinggar- bingar natal, kita  perlu memaknai natal dengan tepat. Pdt. Bigman Sirait mengajak pemirsa memaknainya de-ngan menyoroti kitab Injil Yohanes 1:9-11.

Natal, kisah Pemilik yang tertolak, dikudeta oleh orang-orang kepunyaan-Nya. Posisi yang tidak mengun-tungkan. Penolakan dunia yang gelap terhadap Kristus-Sang Terang itu. Gambaran dalam kisah Maria, saat Yesus harus dilahirkan. Tidak ada yang memberi tempat untuknya. Kandang yang kotor dan hina, akhirnya menjadi tempat kelahiran-Nya.

Natal, Terang datang ke dalam dunia yang gelap. Kegelapan yang tidak menjanjikan, namun manusia begitu menyatuh dengan kegelapan itu. Gambaran kehidupan manu-sia dalam dosa, dan menikmati dosa. Manusia kehilangan pengharapan, namun Kristus datang memberi pengharapan, bagi dunia yang gelap itu. Terang yang mengalahkan kegelapan, sehingga dunia yang gelap menjadi terang. Fakta pertama: Gelap menolak terang. Kejahatan yang mengerikan, karena manu-sia menolak Terang itu. Natal diajak untuk merenung. Betapa jahatnya kita, adakah perhatian kita pada-Nya atau menolak-Nya melalui kehidupan kita?

Fakta kedua: Dia adalah Pemilik yang datang kepada milik-Nya. Sediakan waktu untuk duduk diam, natal jadi momentum yang bagus. Kepedulian terhadap Kristus berarti kepedulian kepada mereka yang diabaikan/ditolak/tersisihkan. Jangan terjebak dengan pesta/glamornya acara natal. Natal, momentum bagi kita untuk ber-pikir ulang: Hidup yang berorientasi pada diri atau pada Allah? Semangat Natal, adalah memerhatikan orang-orang yang terabaikan. Memberi pengharapan bagi mereka yang putus asah. Berbagi kepada mereka yang kekurangan. Memberi kekuatan kepada yang lemah.

Natal adalah transparansi kehidupan kita. Terang itu bersinar menerangi kehidupan. Betapa terangnya orang Kristen yang mengerti arti natal itu. Saling mengoreksi dan bergerak bersama untuk sebuah perbaikan. Melayani orang-orang tersisih, untuk menjadi berkat. Biarkan natal itu membawa makna.

Renungkanlah:

Sudahkah aku terang seperti Dia? Sudahkah aku menerangi orang yang ada sekitarku? Sudahkah terangku terbukti dan tidak terbantahkan?

Comments


Group

Top